Sejarah wali songo singkat

Kisah dakwah wali
songo

 Menurut pakar
sejarah KH agus sunyoto dulu di zaman wali songo sistem dakwahnya memakai 9
orang pendakwah, kemudian jika di antara 9 anggota itu meninggal maka akan
mengangkat pengganti yang baru sebagai mana tujuan awalnya, dakwah yang di lakukan dengan
sitematis dan organisir seperti ini yang di lakukan oleh wali songo dapat
membentuk kekuatan yang luar biasa the power full.

Kemudian dalam
dakwahnya semua di beri gelar kehormatan dengan julukan sunan sekaligus
kehusuiahanya sebagai guru sepiritul. dari sembilan wali songo ini memiliki
kelebihan masing-masing dalam menyikapi polemik kehidupan masyarakatnya, ada
yang dengan karomahnya ada yang dengan melakukan pendekatan budaya, mengubah
budaya dengan tanpa menghilangakan jejak lamanya, ada juga dengan ilmu kekebalan
atupun yang lain, semua seolah seperti nabi di zaman dahulu kala, semangat
juangnya menyebarkan agama islam di taah jawa juga sangat luar biasa.

  

Siapa sih beliau-beliau
itu:
1.      
Sunan ampel
2.      
Sunan gunung jati
3.      
Sunan kudus
4.      
Sunan muria
5.      
Suanan gersik
6.      
Sunana bonang
7.      
Sunan giri
8.      
Suanan drajat
9.      
Sunan kali jaga

Kegiatan dakwah
di nusantara di mulai pada sekita abad ke 7 namaun di kala itu islam masih
dalam keadaan masif, hal demikian itu kemudian berlangsung samapi menginjak abad
ke 15, kemudian setelah abad 15 barulah datang dakwah yang di bawakan klompok wali 9, dakwah yang menggunakan metedologi pendekantan budaya mengubah budaya yang
buruk menjadi budaya yang baik, hingga pada akhirnya di terima di sisi
masyarakan degan baik, banyak yang tertarik dengan ajaran yang di bawakan oleh
wali songo dan jarang sekali yang lari ketakuan denga apa yang di bawa oleh wali song. Karena
yang di bawa oleh wali songo itu adalah rahman (welas) penuh dengan kasih sayang hal ini
terliahat pada 2 karakternya yang tepat denga ayat al-qur’an
 yakni bil mauidzhotill hasanah dan wajadilhum billati hiya ahsan (penyampain yang baik dan debat dengan metode jauh lebih baiak,lunak ) selain itu pula
dakwah yang di lakukan wali songo memiliki karakter
muhafadzhotu ala qodimish
sholih wal akhdu bil jadidil ashlah
, dalam artian mempertahankan budaya yang
lama yang baik dan mengambil adat yang baru yang jauh lebih baik.

 Mereka berdakwah
dengan pendekatan presuasif, menggunakan keteladanan akhalq yang luhur,
kerendahan hati, dengan kedermawananya, beliau mampu dakwah dengan metode akomodatif
dengan agama asli bumi pertiwi, yaitu agama kapitayan penganut
animisme,dinamisme pemuja-muja dewa, klompok hidu-budha akan tetapi beliau
tidak sedikitpun konflik dengan agama atu ajaran lain karna metodologi
dakwahnya menggunakan washatiyyah tengah-tengah tidak keras tidak lembek
dakwahnya menyelaraskan dengan budaya, bersatu padu dengan budaya lokal, hal
inilah yang menjadikan negri nusantara sebagai negri yang mayoritas islam
penduduk terbanayak yang beragama islam,

Islam adalah rumah yang harus di jaga oleh sang pemiliknya, di jaga di rawat dengan baik, selalu melakukan renovasi di saat ada kerusakan, atau di saat mulai  rentan roboh, memiliki pondasi yang kokoh agar penguni pengunjungnya merasakan kenyamanan, tentrem, adem ayem, toleran, seduluran tanpa ada perkelahian yang di sebabkan sesuatu yang sepele, jika mampu demikian maka sungguh islam akan jauh lebih berkembang, di negara  manapun akan di terima, jika islam ibarat rumah yang di dalamnya terdapat penghuni yang keras ekstrim radikal, merasa benar sendiri dengan memberi orasi yang menjlek-jelekan maka tunggulah kehacuranya, ruamah akan di biarkan tidak akan ada yang mau merawat karena masing-masing sibuk mencari kejelekan satu sama lain, wal hasil jagalah rumah mu nicaya kita akan selamat dari belenggu kehancuran.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top